Rabu, 20 Januari 2021

Surrender : Menemani Anak Belajar Makan

Tulisan ini merupakan rangkuman dari live ig nya @damarwijayanti x @megakartikaa_ dalam judul Memahami Anak Belajar Makan. Penjelasan dalam materi ini menggunakan pendekatan consious parenting @doctorshefali , montessori, positive dicipline, dan rangkuman kelas #temanmakan dokter @adillahikma. 

Dalam proses makan anak. first of all kita harus sadari dan menerima kenyataan bahwa anak sedang belajar makan, dia BELUM bisa makan. Dia BELUM BISA tahu apa itu lapar, apa itu kenyang. Yang dia tahu dia nggak nyaman, lalu cranky, terus pas ketemu nenen, dia nyaman. Yang mereka tahu, "Aku makan karena aku butuh belajar memenuhi kebutuhan fisik ku." 

Kedua, pahami bahwa ada hal-hal yang kita tidak bisa atur. Dalam perkembangan anak, dikenal istilah center dan periphery. Center adalah hal-hal dalam diri anak yang kita tidak bisa atur, kalau pun bisa kita atur, anak jadi kehilangan sensitivitasnya untuk memahami hal tersebut. Contoh center dalam hal makan adalah rasa lapar dan kenyang. Lapar dan kenyang itu hanya otak anak yang bisa atur.

Kita tidak bisa atur kapan anak harus lapar dan kenyang. Kita mungkin sering bilang, "Ayo, Nak, 5 menit lagi kamu harus makan." itu artinya "Ayo, Nak, 5 menit lagi kamu harus lapar." Padahal dia belum lapar. Lalu, seberapa banyak anak mau makan? Ini berkaitan dengan kemampuan mengenali rasa kenyang. Dia mau makan seberapa banyak, itu dia yang bisa kontrol.

Mungkin kita bisa menawari anak makan, meskipun anak belum lapar. Atau tetap memaksa anak, "Ayok sekali lagi, terakhir ini terakhir." padahal anaknya sudah kenyang. Akibatnya apa? Anak menjadi tidak nyaman, dan tidak peka dengan rasa lapar-kenyang. Remember, lapar dan kenyang itu center anak.

Jadwal makan ala dokter tidak selamanya sesuai sama anak. ANAK BEDA-BEDA WOY. Astagaaaaa akhirnya ada yang sepemikiran sama aku. Pliss jangan rusak sinyal anak. Dia belum lapar, tapi dipaksa makan. Dia udah kenyang, tapi masih diiming-imingi makan terus. Rusaklah sinyal dia. Jadi buibu yang menerapkan jam disiplin makan, coba cek lagi apakah itu benar jam biologis anak untuk lapar. Lebih peka lah mengenali tanda lapar dan kenyang anak.  

Terus gimana cara tahu anak lapar atau kenyang? Setiap anak beda-beda. Ada anak tipe rabbit, yang dia makan dikit-dikit tapi sering. Tapi ada juga yang tipe ular, jarang makan tapi sekalinya makan langsung banyak. Nggak semua anak bisa cocok dengan jadwal 06.00 ASI, 08.00 makan, 10.00 cemilan, dst dst. 

Responsive feeding, amati anak, anak kasih sinyal apa. Ada anak yang ketika laper mintanya nenen, coba pas minta nenen itu dibilang "Nak, ini namanya lapar, biar cepet kenyang harus makan." Bukannya "Yaelah nenen mulu nenen mulu." *toyor 

Terus, apa yang bisa kita atur. Yaitu periphery, contohnya adalah suasana makan. Dibikin semenyenangkan mungkin. Ala-ala piknik juga bisa. Ajak anak ikut dalam proses memasak. Jadi kondisikan anak agar mendukung dia untuk makan. 

Next, gimana sih cara anak usia dini belajar makan? 

Fakta : makan itu pembelajaran lebih sulit daripada ngajarin anak membaca. Pemahaman kita selama ini, makan itu kebutuhan, secara naluri pasti bisa. OOOOO JANGAN SALAH!!!

Makan itu membutuhkan kerja otak, otot, dan indera. Harus bersamaan, integrasi. Bayangkan otak lagi nonton lalu tiba-tiba ada makanan masuk ke mulut, telinganya denger ayo dikunyah ayo ditelen. Otaknya tidak memberikan perintah ke tubuhnya karena sedang fokus melihat. Gimana dong, nggak sadar dia. Jadi disarankan, makan itu yaa sadar kalau sedang makan, fokus. 

Makan membutuhkan koordinasi mata dan tangan. Anak juga belajar melihat makanan, masukkan ke mulut. 

Indera yang dipakai saat makan : hampir semua indera yang dipakai. Penglihatan, penciuman, peraba, interoception (yang melibatkan emosi, rasa lapar). Tugasnya menerima seluruh rasa dan emosi oleh tubuh. 

Proses makan : transisi oromotor. Nggak bisa begitu MPASI langsung bisa mengunyah dan menelan. Ada trsansisi dari menghisap ke mengunyah dan menelan. 

Coba praktek : makan nasi tapi dihisap, makan nasi dengan mengunyah pakai gigi depan tapi lidahnya belum bisa memindahkan makanan, terakhir baru bisa makan (step sebelumnya harus terlewati). 

ROLE PLAY dulu, Bunda. Agar lebih bisa berempati kalau anak tiba-tiba melepeh makanan. Jangan ujug-ujug langsung pasang muka bete. Hufftt. 

Step anak makan:  

Toleransi : satu ruangan bersama 

Interaksi : bikin makanan bareng 

Smell : mencium bau masakan

Touch : dipegang, biar ngerti tekstur

Taste : mencicipi, jilat 

Eating 

Makan itu sensori baru motorik. Melihat (sensori) masukin ke otak, baru merespon (motorik). Motorik juga ada otot besar dan otot kecil. Otot besar dulu harus dipenuhi, baru otot kecilnya bekerja. Penuhi dulu otot besar. Kalau otot besarnya belum terpenuhi, ya wajar saja kalau anak jadi susah duduk pas makan. Maunya ngideeerrrr mulu. 

Anak butuh keteraturan, tapi nggak bisa bekerja dengan jam. Dia bisanya denga ritme. Urutan. Mereka membutuhkan keteraturan untuk mendapatkan kenyaman. Misalya bangun tidur, jalan-jalan, mandi, baru makan. Jamnya bisa maju mundur. 

Aturan 30 menit? Berlaku karena kalau diperpanjang, anak udah nggak fokus. Kecuali kalau anak yang masih pengen. Coba bayangin kalau makan berkuah sampai lebih 30 menit, udah medok. Anak yang baru belajar duduk, disuruh duduk 30 menit. Capek. Menyusu aja nggak lebih dari 30 menit biasanya. Nggak akan optimal belajar makannya. 

Anak yang makannya sehari bisa 8 kali, bisa. 

Kalau lagi sakit, gimana? Cairan itu penting banget untuk anak yang lagi sakit. Supply cairan is a must. Jus, air putih, susu. Sambil makanan ditawarin terus. 


Jumat, 15 Januari 2021

Unidentified

Pagi ini nggak sengaja nemu postingannya Aulion yang isinya quote "Happiness is finishing a to-do-list." Cukup menyentil. Rasanya tersadarkan akan sesuatu yang dulu selalu saya lakukan tapi akhir-akhir ini terlupakan. Nggak tahu kapan terakhir kali bikin to-do-list, padahal, IYA, nyentang to-do-list itu membahagiakan.  

Terus jadi kepikiran, apa jangan-jangan gara-gara ini yaa akhir-akhir ini hidup rasanya nggak bersemangat. Malessss banget. At all. Nyusun menu keluarga udah nggak pernah, menu mpasi udah gapernah bahkan masaknya pun mendadak banget pas anak baru mau makan, ibadah bye bye, kehidupan di kantor pun yaa gitu-gitu doang. Rasanya kayak unfaedah banget idup, tiap hari cuma kebanyakan scroll hp. 

Akhir-akhir ini juga lagi sering menyalahkan diri sendiri, untuk banyak hal. Sering ngebego-begoin diri sendiri. Sering banget kepikiran, kenapa sih kamu kayak gini, kenapa sih kamu nggak kayak gitu. Issue apa yang sedang saya hadapi, saudara-saudara. Rasanya kayak susah banget menerima kekurangan diri sendiri. Padahal ini udah usia-usia yang kayaknya tabu banget ngomongin diri sendiri. Harusnya udah selesai dari dulu. Harusnya sekarang udah mulai fokus mikirin keluarga dan masa depan anak, wedeeehhh. Beraattt.

Hidup sendiri aja rasanya kayak amburadul. Ini bukan tentang bersyukur, sih, karena saya tahu memang ada sesuatu yang downgrade dari diri saya sendiri. Ini memang murni karena diri sendiri yang...tidak makin lebih baik. Kan kita bisa ngukur, yah, oh kayaknya aku makin rajin nih, oh kok tambah males yak. 

Terus merembetlah kepada kepercayaan diri yang akhir-akhir ini juga tergerus. Nggak PD mau ngelakuin suatu kerjaan. Udah merasa gagal dulu, merasa nggak pinter, merasa bego. Dalam hubungan sosial, pun. Merasa nggak menyenangkan, merasa jadi beban doang, merasa 'kok ngomong gitu sih tadi bego banget'. 

So sad lah pokoknya, ah elah kenapa yak. 

Kayak nggak bisa menerima kekurangan diri sendiri, dan bukannya berusaha tapi kayak mencari pembenaran. Aslik saya ini iri banget sama orang-orang yang bisa pinter bergaul, yang menyenangkan saat diajak ngobrol. Saya baru ketemu orang baru aja udah takut, mau ngobrol aja mesti mikir seribu kali 'mau ngomongin apa yaaaa'. Saya juga iri sama orang-orang yang mengenal dirinya dengan baik, yang tahu pengennya apa, yang punya pendirian. Nggak kayak saya yang ditanya pengennya apa aja bingung, yang gampang banget berubah arah cuma karena lingkungan dan...nggak enakan. 

Eh kan jadi kemana-mana, WK. 

Apa perlu bikin analisis SWOT, apa perlu bikin peta pribadi, apa perlu bikin resolusi mumpung awal tahun nih. WKWKWKWKW. A journey to knowing and accepting yourself.  


Kamis, 14 Januari 2021

Aira Nembelas Sasi

8 months to go....

ASI udah cimit banget, was-was nggak bisa sampai 2 tahun, tapi udah males-malesan pumping hahaha. Di kantor rasanya udah pengen pumping sekali sehari aja, tapi sadar diri produksi sedikit banget, ditambah kemarin sempet mastitis mayan parah. Makin ke sini malah anaknya makin cinta sama nenen, wkwk.

Motorik kasar 

  • Lagi suka banget jinjit, dikit-dikit jinjit. Udah pengen loncat tapi belum bisa
  • Suka jongkok, betah banget kalau suruh jongkok. Malah beberapa kali jalan jongkok.
  • Suka lari-lari tapi masih mengkhawatirkan. Belum kokoh gitu. Meskipun sudah berani jalan di titian tanpa pegangan. 
  • Suka muter-muter. 
  • Bisa jalan mundur.

Motorik halus 

  • Nambah skill baru yaitu menuangkan air dari satu wadah ke wadah yang lain 
Bahasa 
  • Perkembangannya makin bagus, kosakata makin banyak. Sudah bisa mengucapkan lebih dari dua kata. Mampu menyampaikan maksud. Contohnya, "Ayah duduk, Ibuk duduk, Yaya duduk." "Ibuk, nenen dua, ya."
  • Paham dengan pertanyaan, siapa apa bagaimana dimana. Tau harus dijawab apa. 
  • Sudah mulai bisa bercerita dengan runtut. "Biang ayah. Gukguk keyas. Ayaya kaget. Nangis."
  • Menyebutkan bagian-bagian tubuh sambil menujukkan bagiannya.
Kognitif
  • Paham objek yang disembunyikan, dicari-cari di tempat terakhir dia melihat. Termasuk mengingat letak-letak benda. 
  • Paham konsep atas-bawah-turun. 
  • Mulai paham sebab-akibat. Contoh : main air lama-lama bikin tangan kiyut-kiyut, kalau tangan kiyut-kiyut harus dikasih minyak
  • Terbiasa dengan gerakan pakai-copot baju 
Sosial Emosional 
  • Sudah mulai mengerti konsep kepemilikan, baju ini milik ayah, milik ibuk, milik bude
  • Mulai tertarik bermain dengan teman sebaya. Kakak keyen, abang adam. 
  • Sudah bisa mempertahankan keinginan
  • Sempet ngamuk nangis kejer gara-gara mau pakai kerudung sama sepatu sendiri, tapi gabisa. Tapi dibantuin juga nggak mau. 
Alhamdulillah, achievement unlocked banget bulan ini. Termasuk bbnya alhamdulillah bisa naik, setidaknya ada perkembangan dari bulan sebelumnya. Huhuhu. Terharu.