Hari ini
hari Jumat. Hari ini Bulan Ramadhan. Dan hari ini tepat 17 Agustus, Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia.
Terus?
Bagi saya
hari ini tetap biasa-biasa saja. Sama seperti kemarin. Sama seperti satu bulan
yang lalu. Yang membedakan hanyalah hari ini saya banyak melihat bendera merah
putih di pinggiran jalan lengkap dengan pernak-pernik khas 17an. Banyak
update-an status tentang Indonesia. Banyak iklan-iklan bertemakan perjuangan.
Banyak mendengar diskusi kemerdekaan di media. Dan mendengar lagu kebangsaan
lebih dari tiga kali.
Tapi itu
sebatas euforia sesaat. Rasa excited itu tidak sampai di hati saya #halah.
Sama seperti
tahun-tahun lalu. Saya masih mengikuti upacara 17an, saya masih terkagum-kagum
tiap nonton tayangan Upacara Kemerdekaan di Istana Merdeka, dan saya masih
galau tiap kali melihat jajaran paskibraka. Tapi terus kenapa? Apa kalau udah
ikut upacara terus hebat? Apa nasionalisme sesaat yang tercipta menjelang
detik-detik kemerdekaan itu udah keren?
Apa sedangkal itu peringatan kemerdekaan
bagi saya?
Saya bukan
remaja yang membanggakan. Saya tidak berprestasi seperti mereka. Saya belum
bisa memberikan apapun untuk Indonesia. Dan sekarang saya sadar, saya terlalu
apatis terhadap keadaan negeri ini.
Saya lebih
tahu bagaimana perkembangan gosip para artis daripada kabar Indonesia. Saya
tidak bisa menyebutkan judul-judul lagu daerah. Saya tidak tahu siapa pencipta
lagu Hari Merdeka. Saya tidak paham dengan sejarah Indonesia. Saya tidak bisa
menarikan satu aja tari daerah. Saya belum mencintai produk dalam negeri. Saya
tidak tahu perkembangan politik dan ekonomi di Indonesia. Saya bahkan tidak
punya mp3 lagu Indonesia Raya atau lagu perjuangan lain di laptop saya. Saya
tidak update dengan apa-apa-dengan-Indonesia-sekarang. Saya cuma asal
ikut-ikutan ‘milih’ dalam pemilu tanpa menggunakan hak pilih dengan
sebaik-baiknya. Saya bahkan tidak tahu siapa menteri yang menjabat ini atau
itu.
Apa saya
warga negara yang baik?
Saya tahu sebagai
seorang pemuda saya seharusnya mencintai Indonesia, saya seharusnya bangga
dengan Indonesia, saya seharusnya peduli dengan Indonesia. Sudah sering saya
mendengar pernyataan seperti itu. Sangat sering bahkan. Tapi sampai sekarang pun saya tidak tahu SAYA INI HARUS NGAPAIN?
Seperti apa bentuk kecintaan itu? Seperti apa bentuk kebanggaan itu? Seperti
apa bentuk kepedulian itu?
Indonesia
sudah 67 tahun. Ibarat manusia, Indonesia itu sudah tua. . .tapi belum dewasa.
Sama seperti saya yang masih belum dewasa untuk memahami makna kemerdekaan bagi
diri saya sebagai pemuda Indonesia.
Sekian dan
Dirgahayu Republik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar