Senin, 01 April 2013

Kala Aku Tiada


Gara-gara kemarin temenku ada yang meninggal, aku jadi kepikiran banyak hal. Ternyata hidup memang singkat banget, sesingkat jeda waktu adzan dan solat. Ternyata setiap saat setiap waktu sebenarnya kematian selalu mengintai. Aku bisa mati kapan saja, dan sayangnya aku tidak tahu kapan itu. Entah tahun depan, entah lusa, atau bahkan setelah menulis tulisan ini.

Aku jadi membayangkan, bagaimana jika aku meninggal? Apa yang akan terjadi di dunia ini jika aku sudah tidak ada? Apa yang akan terjadi dengan orang-orang yang aku tinggalkan? Apa yang akan terjadi dengan kamu? Apa kamu akan baik-baik saja?

Akankah berpengaruh besar untukmu atau sebenarnya ada tidaknya aku akan sama saja?

Akankah kamu menangis kehilangan atau justru tidak merasa apa-apa bahkan merasa lega karena tidak ada lagi aku?

Akankah kamu datang ke pemakamanku atau justru kamu tidak menyempatkan mengantarkanku karena kesibukanmu?

Akankah kebaikanku yang kamu bicarakan atau justru keburukanku?

Apa yang sekiranya akan aku tinggalkan untukmu? Sebuah kamar kosong? Setumpuk cerita manis yang masih pantas dikenang? Beban tanggungan yang belum sempat aku selesaikan? Atau sesuatu berharga yang masih bisa bermanfaat bahkan ketika aku sudah tiada?

Apakah kamu akan sibuk mengenangku setelah ini atau bahkan kembali beraktivitas seperti biasa seolah tidak terjadi apa-apa?

Apakah kamu akan membuka jejaring sosialku untuk sekedar mengingatku? Kalau ya, apa yang akan kamu temukan di sana? Sesuatu yang bernilai positif atau sebaliknya?

Seandainya tulisan ini aku tujukan buat kamu, dan seandainya saat kamu membaca tulisan ini aku benar-benar sudah tidak ada, apa yang akan terjadi denganmu? Bagaimana sekiranya aku akan kamu kenang?

Sejujurnya, aku ingin selalu ada bahkan ketika aku sendiri sudah tiada.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar