Dumbledore: "I use the Pensieve. One simply
siphons the excess thoughts from one's mind, pours them into the basin, and
examines them at one's leisure. It becomes easier to spot patterns and links,
you understand, when they are in this form."
Harry: "You mean... that stuff's your
thoughts?"
Dumbledore: "Certainly."
Ada yang tau apa itu Pensieve? Pensieve is seems like an object used to review memories. Yang suka Harry Potter pasti tau.
Well, kalau Dombledore
punya Pensieve, saya punya buku harian yang bisa saya gunakan untuk ‘merekam’
jejak kejadian kehidupan saya #tsaaah.
Mungkin bagi sebagian
orang, nulis diary itu cemen or apalah gitu, tapi bagi saya menuliskan
kejadian-kejadian yang kita alami itu sangat bermanfaat.
Pertama, nulis itu ‘obat’
bagi saya.
Ketika saya sedang
penat, pikiran sudah amburadul entah mikir apaan, kacau, saat saya gatau harus
menceritakan semuanya sama siapa, saat itulah saya butuh nulis. Nulis itu
ngurangin beban, bagi saya. Setelah menuliskan semua unek-unek, menuangkan semua
isi pikiran yang tak tersalurkan, saya merasa lega. Jadi apa yang ada dipikiran
saya, saya pindahkan ke dalam tulisan, sehingga beban yang dipikiran itu
berkurang.
Kedua, diary itu media
penyimpan kenangan.
Saya ini tipe orang
yang suka menyimpan kenangan—mungkin that’s why saya ini orangnya cenderung
susah move on. Dan buku diary adalah salah satu media penyimpan kenangan. Coba
aja kita baca ulang diary jaman SMP ata SMA, pasti banyak banget memori yang
terputar ulang.
Ketiga, diary itu
sarana review dan instropeksi.
Pernah nggak baca
tulisan beberapa tahun lalu dan ngerasa kita childish banget? Nah, kata Bang
Tere—kalau nggak salah sih, saya pernah baca tulisannya—ketika kamu ngetawain
tulisan kamu jaman dulu, itu artinya sudah ada perubahan dalam diri kamu. Itu pertanda
bagus, karena bisa jadi kamu sudah semakin dewasa. Justru ketika kamu tidak
memiliki respon apa pun, bisa jadi kamu masih sama dengan beberapa tahun lalu
dan belum berubah.

Nah, kalau saya sih, dengan baca
tulisan-tulisan jaman dulu kita bisa memandang suatu masalah dari sudut pandang
lain, bisa instropeksi, dan nemuin pemikiran lain. Meski kenyataannya lebih
sering ilfeel kalau habis baca tulisan, soalnya ngerasa : ya ampun aku alay
bangeeet! T-T
Saya sendiri sudah
mengalami transformasi diary (setdah bahasa gue). Mulai dari diary jaman SD
yang isinya “hari ini aku sebel banget soalnya temenku minjem penghapus dan
penghapusnya ilang” sampai diary sekarang yang lebih banyak berisi quotes dan
pemikiran-pemikiran tentang suatu topik masalah. Termasuk blog ini, ini juga
diary saya loh, haha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar