Rabu, 25 Maret 2020

Cerita Begadang dari Seorang Mamak Pelor

Saya percaya bahwa setiap ibu memiliki tantangan masing-masing. Dan ndilalah, tantangan yang diberikan Allah untuk saya yang seorang kebo ini adalaaahhhh...begadang. Yes, tantangan terberat membersamai Aira selama 6 bulan ini adalah jam tidurnya.


Sebelum punya anak, saya ini kebo sejati. Yang kalau udah tidur kayak orang pingsan, nggak bakalan kebangun kalau bukan karena emang udah waktunya bangun. Nggak ada yang namanya nglilir tengah malem. Nggak ada ceritanya kebangun karena ada suara apa. Wis turu yo turu tekan isuk :D

Nah, semenjak punya anak, ceritanya tak lagi sama. Aira ini jam tidurnya subhanallah walhamdulillah wa laa illaha illallahu Allahu Akbar. Nggak ada ritmenya T-T

Dimulai dari hari pertama, dia lahir pukul setengah tujuh pagi. Seharian dia tidur, nggak rewel nggak gimana. Begitu masuk waktu malem wadidaw langsung nangis jejeritan semalam suntuk. Se-ma-lam suntuk. Inilah awal mula kisah begadang dimulai. Tiga hari setelahnya dia masih nangis tiap malem meski nggak jerit-jerit seperti hari pertama. Tapiiii...drama siang jadi malam, malam jadi siang masih terus berlanjut.

Hari-hari setelahnya nggak selalu siang jadi malam, malam jadi siang. Tapi yaa terserah dia. Tidur nggak ada jadwalnya. Pernah beberapa waktu tiap jam 1 malem dia bangun, sampai pagi. Bahkan pernah bangun jam 11 malem sampai pagi baru tidur lagi. Pernah suatu masa dia tiap weekdays banyak meleknya, giliran weekend beneran tidur dur dur. Bangun kalau nen, mandi, ngompol doang. Padahal gengs, saya yang lagi kuliah ini butuh waktu buat nugas dan belajar.

Pas dia tidur, selalu dihadapkan pada sebuah pilihan : ikut tidur atau nugas. Kalau ikut tidur, tugas nggak kelar. Kalau nugas, nanti selesai nugas pasti dia bangun. Yassalam. Sering banget dulu tuh semalem cuma tidur dua jam. Alhasil seringnya tidur di kelas pas jam kuliah *sungkemsamadosen
Kalau misal nugas, pasti membatasi waktu jam 12 tet harus tidur. Karena jam 1 malem pasti udah harus bangun lagi.

Ritme nggak beraturan ini berlanjut sampai Aira umur 3 bulan. Setelah 3 bulan, dia udah bisa tidur malem dalam waktu lama. Udah bisa tidur malem sampai pagi. Tapiiiii jam tidurnya masih malem, biasanya jam 10 malem baru tidur. Ya Allah padahal tuh bayi-bayi lain habis isya udah tidur, padahal bayi kan tidurnya banyak. Ini kenapaaa Aira begini. Pernah saya ada di masa-masa itu. Dan drama nidurin Aira itu selalu menguras energi banget rasanya, kayak langsung kesedot.

"Dibiasain aja dari habis isya udah di kamar." Sudah, Bu. Tapi nanti kalaupun jam 8 tidur, dia pasti akan bangun lagi karena jam tidurnya jam 10. Yang ada kalau udah ditidurin lebih awal, dia bakal nenen terus dan gumoh karena kekeyangan. Diredupin lampunya, disounding, beli minyak mahal (re : lavender) pun udah, tapi yaaa nggak ngefek wkwkwk.

Hmm, maklum anak Jakarta jadi jam 8 tuh masih sore. Cupu kalau tidur jam 8. Wkwk.

Tapi alhamdulillah, sejak Aira MPASI ini tidurnya udah gasik, teratur, dan kalau udah tidur ya betah sampai pagi. Yaa Allah Ya Rabb, alhamdulillah wa syukurillah. Sekarang habis isya dia udah tidur ya Allah mo nangeeesss. Terharu. Ternyata begini rasanya, wkwkwk.

Hmmm, ternyata memang benar. Kuncinya cuma sabar, everything shall pass. Ada masanya. Nanti kalau udah ngantuk ya tidur sendiri :)

Jumat, 13 Maret 2020

Sebuah Rapelan Diary : Selamat 6 Bulan, Cah Ayu

Waktu hamil dulu, berniat ingin mengabadikan setiap perkembangan anak. Membuat sebuah catatan semacam diary, agar bisa diingat, agar kelak bisa ditunjukkan lagi kepada anak ketika mereka sudah dewasa.

Itu ekspektasi

Realitanya?

Wkwkwk. KAGAK SEMPET! Ya Allah, kehidupan pasca melahirkan dan awal perkuliahan cukup membuatku kehilangan kewarasan. Jangankan menulis diary, menjalani rutinitas aja kayaknya nggak ada jedanya. Pontang-panting ritmenya :(

Jadi, postingan kali ini didedikasikan untuk merekam jejak 6 bulan pertama Aira. Sebagai pengingat, biar kalau suatu saat dibaca lagi tu bisa terharu "Ya Allah, dulu Aira pernah begini, sekarang dah gede aja anaknya." Wk.


Lahir 9 September 2019. Seharian anteng banget bobok, giliran malemnya masya Allah nangis jejeritan nggak diem nggak tidur. Ini adalah langkah awal (((LANGKAH AWAL))) dimulainya drama begadang. Tiga malem masih nangis-nangis, tapi alhamdulillah malem keempat udah nggak jerit-jerit.

Mulai puput di hari keempat. Tapi hari itu juga Aira harus opname untuk disinar karena hasil cek bilirubinnya 17. Alhamdulillah, disinar 24 jam turun menjadi 14 dan boleh pulang. Ini kalau diceritakan detail waktu di rumah sakitnya bisa puanjang karena sungguh daku mulai stress dan nangis-nangis justru di sini. Tiga hari pertama menjadi ibu rasanya masih damai sejahtera dan sesumbar. "Mana yang dibilang nggak waras, biasa aja tuh". Mamam tu kewarasan!!!

Rekapitulasi data pertumbuhan (((REKAPITULASI))), ya Allah bahasanya, sebut saja grafik pertumbuhan. Lahir 2,7kg dengan panjang 47cm. Di bulan-bulan selanjutnya Aira tumbuh sesuai dengan KMS. Target naik 800 ya naik 800, target naik 500 ya naik 500. Ngepas aja pokoknya, grafiknya bisa persis kayak grafik di KMS.

Riwayat sakit. Alhamdulillah, atas ijin Allah Aira sehat-sehat terus selama 6 bulan ini. Semoga seterusnya juga begitu T-T
Pernah kolik, kembung, saat habis perjalanan dari JKT-JOG. Ini sih ketelodoran maknya. Yang bikin dia nangis kejer kayak jaman bayi.
Tercatat pernah ke dokter karena telinganya keluar banyak kotoran, sama biduran. Yang biduran ini juga setelah perjalanan kembali dari JOG-JKT dan hujan semalaman waktu Jakarta banjir.
Hampir pilek, udah bersin-bersin sama meler dikit tapi nggak jadi. Alhamdulillah.

Sifat. Yaa selama 6 bulan ini mulai terlihat sifat dan kebiasaan Aira. Aira anaknya jarang banget rewel, jarang nangis. Paling cuma hiks hiks, ditangani selesai. Anaknya sumeh, gampang senyum tapi nggak gampang ketawa. Bangun tidur jarang drama, dramanya kalau mau tidur, drama garuk-garuk.
Sejak kecil tantangan terbesar untuk kami adalah jam tidurnya Aira. Kebalik-balik nggak jelas nggak beritme. Dan begini sampai usia 3 bulan. Setelah 3 bulan baru bisa tidur malam sampai pagi.
Aira anaknya gumohan, parah sih, bahkan sampai 6 bulan dan mpasi masih gumohan. Sudah berulang kali konsul DSA tapi selalu dibilang wajar. Semoga makin gede makin berkurang ya, Nak.
Selain gumohan, Aira juga termasuk gampang pup. Padahal anak asi katanya wajar nggak tiap hari pup bahkan toleransi sampai 14 hari. Tapi Aira ini sehari bisa 4 kali pup, wkwkwk. Setelah 3 bulan baru dia pup dua hari sekali.

Milestone perkembangan. Aira sejak umur 3 minggu sudah belajar tummy time, dua bulan sudah bisa mengangkat kepala sedikit-sedikit. Umur 2 bulan udah mulai ngoceh-ngoceh. Miring usia 3 bulan, tengkurap usia 4 bulan tapi belum bisa balik. Umur 5 bulan bisa fokus pada benda kecil, mengambil benda, mencari benda yang dijatuhkan. Udah mulai stranger anxiety sejak 5 bulan. Standar anak-anak pada umumnya, pokoknya kalau ada checklist milestone, Aira sebagian besar sesuai.

6 bulan rasanya gimana? Bisa dibilang cepet, bisa dibilang enggak. Tergantung nanyanya pas mamaknya waras atau enggak. Wkwkwk. Tapi rasnaya masya Allah tidak bisa digambarkan, terutama kalau lihat anak tidur. Merasa utuh <3
Kadang pengen cepet-cepet anak gede, tapi hmmm begitu sekarang 6 bulan terus lihat foto newborn macem kangen rasanya hahaha. Dasar emak-emak. Emang paling bener itu menikmati setiap momen, setiap proses, karena tidak akan terulang :*

Perjalanan 6 Bulan Menyusui Aira

Saya sangat setuju dengan pernyataan bahwa "Asi itu tidak perlu banyak, yang penting cukup." Saya sudah membuktikan sendiri, yang awalnya dikira tidak akan cukup, ternyata Allah cukupkan sampai tuntas 6 bulan asi eksklusif. Yaaa, sebenernya nggak eksklusif juga sih, karena Aira sempat minum sufor di hari kelima dan keenam. Total tidak sampai 100ml. Taulah namanya apa, pokoknya itulah hanya minum susu selama 6 bulan pertama.

Hasil pumping tepat saat Aira 6 bulan

Kenapa awalnya dikira tidak akan cukup? Karena saya bukan tipe yang ASI nya ngocor. Saya bukan tipe yang ASI nya sampe rembes-rembes ke baju. Bukan tipe yang kanan ngocor ketika yang kiri diminum. Bahkan hasil pumpingan pun konsisten di angka segitu-segitu saja sampai sekarang Aira sudah 6 bulan. Bahkan awal-awal ASI nya tidak langsung keluar.

Hasil pumping Aira umur seminggu 

Di awal menyusui puting lecet parah (sampai keluar nanah), ASI tidak langsung keluar, pumping cuma basahin pantat botol, pumping yang keluar darah. Awalnya saya woles aja ASI nya belum lancar awal-awal karena berdasar teori memang ASI tidak langsung ngucur, toh lambung bayi masih kecil, kebutuhan belum banyak, bayi masih bisa bertahan 3 hari tanpa ASI. Tapi nyatanya Aira kuning, beratnya turun, harus disinar. Akhirnya hari kelima saya putuskan untuk memberinya sufor, keputusan ini saya ambil dengan sadar dan saya tidak menyesal. Saya lebih menyesal kenapa tidak pumping sejak hari pertama melahirkan.

Hasil pumping awal menyusui yang tipis beeettt. Galau banget dulu karena umur 3 minggu sudah harus ditinggal, sedangkan bingung ASI tidak banyak. Kalau dipumping Aira nggak minum, kalau nggak pumping Aira nggak punya stok ASIP


Selama 6 bulan ini, banyak sekali teori laktasi yang saya langgar. Bisa dibilang murtad dari teori laktasi, wkwkwkw. Pertama, Aira pakai dot which is kalau sama konselor laktasi itu dilarang. Tapi saat itu saya tidak sempat belajar media lain, umur 3 minggu sudah harus ditinggal, saya tidak yakin pengasuhnya Aira akan telaten, ASIP saya tidak berlimpah jadi daripada pake gelas terus tumpah-tumpah ya kaan. Ah pembenaran aja lu, Nip. WKWK. Jadi, selama ini kalau ditinggal Aira minumnya pakai Pigeon Wideneck. Tapi kalau mamaknya di rumah, full dbf.

Kedua, teorinya ASIP harus steril. Yowis modal bismillah aja kalau ini gaes. Pumping di tempat seadanya, kuman pasti banyak, nggak steril, disimpen hanya di coolerbag. Pokoknya bismillah, anak sehat.
Pumping di mushola gedung kuliah yang sumpek dan tidak steril

Ketiga, menurut aturan harus sering dan teratur mengosongkan PD. Yaa mohon maaf, jadwal kuliah tidak bisa diganggu gugat. Bisa pumping aja udah alhamdulillah. Dibilang teratur, yaaa teratur pasti menyempatkan pumping. Pokoknya harus pumping meskipun cuma 5 menit. Seringnya pumping 10 menit karena disela-sela kuliah, tidak bisa ijin lama-lama.

Pumping di kelas saat jam perkuliahan


Keempat, busui harus istirahat cukup, tidak boleh stress, makan bergizi. Tolong dicatat yaa gaes, kehidupan mahasiswa yang penuh dengan tugas menuntutku untuk terbiasa begadang. Gimana mau istirahat cukup, bisa tidur jam 12 malam aja udah syukur. Stress? Yaiyalah. Wkwkwk. Terus kalau di kampus, makan yoo seadanya sesempatnya ala mahasiswa.

Pumping sambil nugas


Dengan segala keterbatasan, ALHAMDULILLAH Allah cukupkan. Bahkan sempet buang-buang ASIP. Astagfirullah. Bukannya mau kufur nikmat ya sis, tapi ini pun sebuah keterpaksaan saja dikarenakan ASIP basi. Huffttt. Inilah yang saya bilang kenapa ASI tidak perlu banyak, karena punya stok banyak juga susah manajemennya. Cukup menyita waktu, tenaga, dan pikiran. Iyoo, kalau punya stok banyak mau ninggal lama juga kepikiran, mati listrik kepikiran.

Kurang lebih 48 kantong ASIP terbuang sia-sia, saaaddd :(

Kegiatan ngedefort kulkas yang rutin dilakukan 

Penampakan freezer 


Kurang lebih begitu perjalanan 6 bulan ini. BARU NEMSASI GESSSS, MASIH 18 BULAN LAGI!!! Perjalanan masih panjang, tidak selalu mudah, tapi semoga Allah selalu mencukupkan :)




Semester Terberat


Adanya foto ini menandakan bahwa semester 5 telah usai, Ya Allah pen nangis rasanya legaaaaaa banget T-T
Nggak peduli nilainya mau gimana, bisa berlalu aja rasanya udah alhamdulillah.

Semester ini, menjadi semester terberat. Baik untuk kehidupan perkuliahan maupun kehidupan peribuan. Iya, semester 5 ini berbarengan dengan the fourthgotten trimester. Hamdalah ya sis, dobel dobel sudah stresnya wkwkwk.


  1. Semester ini adalah semester terpadat. 8 matkul, 24 SKS, plus opening KTTA. Wistalah, iku onone mung bolak balik kampus, bengi nugas, sinau, raono meneh. 
  2. Semester ini adalah awalan menjadi ibu. Lahiran di ujung libur semester, anak umur 3 minggu sudah harus masuk kuliah. Rasanya? Nggak karuan! Hari pertama masuk kuliah rasanya beraaatttt, pikiran nggak karuan. Nangis sudah waktu itu di perjalanan pulang kuliah. 
  3. Belum tuntas adaptasi menjadi ibu baru, belum lagi adaptasi semester baru, harus juga adaptasi dengan teman-teman baru. Iya, semester ini kelasnya dirombak. Dan itu rasanya berat sekali untuk anak introvert macam saya yang susah bergaul, susah beradaptasi dengan teman. Dan lagi, tipe orang-orangnya beda banget sama kelas terdahulu. Yang kelas sekarang, nggak ada yang sefrekuensi. Bener-bener ngerasa sendirian. Di kelas yang dulu, rasanya aman. Istilah kata, kalau saya kenapa-napa saya yakin mereka tidak akan membiarkan saya sendirian, ada mereka yang akan membantu. 
  4. Temen sekelas yang udah nikah baru beberapa, yang beranak pinak baru daku seorang. Which is itu ngaruh banget gaes. Karena ibu baru selalu butuh tempat curhat, dan we tidak punya teman berkeluh kesah yang memahami kondisi we. Astagfirullah sedihhh. Berasa nggak punya teman seperjuangan gitu, ya emang nggak punya. Wkwkwk. Kalau di kantor kan enak yaa gaes, pumping ada temennya, bisa berbagai kegalauan. Lha ini daku pumping ya sendirian, galau sendirian, mau curhat ke temen yaa moon maap mereka kagak ngerti -_-
  5. Bikos of semester sebelumnya IP saya bagus (SOMBHOOONG BENER, tapi beneran, wk) orang-orang jadi menganggap saya ini pasti bisa. YA TOLONG DONG KONDISINYA BERBEDA. Dan ini cukup membuat saya merasa terbebani. Soalnya tiap ada yang susah, pasti nanya. Tiap ada tugas, semacam 'alhamdulillah ada Mbak Hanif'. 'Mbak Hanif masak nggak bisa, Mbak Hanif masak dapet nilai jelek, Mbak Hanif tugas yang ini udah belum?'. Gimana sih rasanya diandalkan tapi kamu sendiri nggak bisa? 
  6. Ada Mbak ART di rumah. Ini sih alhamdulillah di satu sisi membantu banget, tapi di sisi lain juga menuntut diriku untuk beradaptasi. Ya gimana sih rasanya hidup yang tadinya berdua aja sama suami, tiba-tiba sekarang ada bayi, ada ART (which is ini orang lain kan). Berasa nggak ada privasi gitu. Daaann yang jelas biaya rumah tangga pasti jauh lebih banyak dong yaa dari sebelumnya. Ini butuh adaptasi juga wkwkwk. 
  7. Jadwal tidur Aira yang sungguh tidak beraturan di 3 bulan pertama, membuatku kayak zombie tiap hari uring-uringan. Tiap Aira bobok, galau : nugas apa ikut bobok. Kalau ikut bobok, tugas nggak kelar. Kalau ngerjain tugas, nanti pas selesai nugas Aira bangun, alhasil we kagak tidur dong yeee. Hmmm, semester kemarin memang seringnya tidur pas di kelas.
  8. Dosennya belum secanggih dan sebaik hati semester sebelumnya. Masya Allah semester sebelumnya tuh foya foya wkwkwk. 

Demikianlah postingan ini, memang didedikasikan untuk menampung segala sambat. Wkwkwk. Alhamdulillah, sampai sudah di hari ini. Yang ternyata semua bisa terlewati. Maturnuwun, Gusti ;")