I’m just an
ordinary girl. Yep, gadis yang sangat biasa yang selalu bermimpi kisah cintanya
akan seindah di film-film dan novel-novel.
Saya juga
tidak tahu sejak kapan saya jadi seorang FTV minded, yang kerjaannya ngayal
kejadian so sweet so sweet kayak di FTV. Semacam lari-larian, tabrakan sama
cowok, buku jatuh, pas ngambil tangannya saling bersentuhan, tatap-tatapan,
besoknya jadian. Atau jadi cewek biasa aja yang ditaksir sama cowok paling good looking di sekolahan, dan bikin banyak cewek ngiri. Pokoknya kejadian yang sok unyu dan absurd banget gitu lah.
Tapi entah
karena saya tidak sadar atau memang tidak mau menyadari, bahwa impian itu
sangat amat muluk bagi gadis semacam saya. Sudah saya katakan, kan? Saya ini
gadis yang sangat biasa. Yang nol besar dalam urusan cinta-cinta. Tapi
dengan sotonya saya selalu nulis cerita-cerita tentang cinta, pffftt.
Saya ini
adalah gadis yang masuk dalam jajaran gadis-gadis yang tidak mungkin dilirik
sama kakak kelas saat MOS. Seorang gadis yang kayaknya nggak ada yang jatuh
cinta pada pandangan pertama sama saya. Gadis yang tidak pernah diomongin sama
cowok-cowok dari kelas sebelah karena kecantikannya. Bukan pula gadis yang jadi
rebutan dan ditaksir sama banyak cowok dalam waktu bersamaan. Apalagi gadis yang
habis putus sama pacar dan yang ngantri udah bejibun. Bukan! Sama sekali bukan.
Ada cowok dari kelas sebelah yang kenal sama saya aja udah berita bagus.
Mengingat saya orangnya yang nggak supel dalam bergaul. Selalu kebingungan
harus bagaimana memulai pembicaraan dengan makhluk yang disebut cowok. Yang
selalu berpikir keras harus bersikap bagaimana jika berada di depan cowok.
Okelah,
lupakan saja! Ini tulisan random yang nggak penting.
Kalau gitu,
saya mau terima kasih kepada segelintir orang yang (mungkin) pernah menaruh
rasa sama saya. Terima kasih banget, bangettt, sudah pernah melihat sisi lain
dari saya. Saya nggak tahu kamu melihatnya darimana kok bisa suka sama saya.
Atau mungkin khilaf? Duuuhh -____-
Maaaaaaafff
banget kalau mungkin banyak sikap dan sfiat saya yang terkesan sombong. Saya
juga kesulitan bagaimana mengontrol kadar kecuekan saya kalau lagi dideketin
cowok T-T
Huahuaaaa,
ini postingan jadi nggak jelas gitu ya? Yaaaah, begitulah. I realize that I’m
not a princess, so it will be a fantasy to expecting a prince. Upik abu
sepertinya harus mulai sadar diri, tidak perlu mengharapkan seorang pangeran,
cukup seorang pemuda sederhana yang akan menyodorkan segelas air putih saat si
upik abu haus kelelahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar