Kamis, 09 Mei 2013

Upik Abu Ngayal


I’m just an ordinary girl. Yep, gadis yang sangat biasa yang selalu bermimpi kisah cintanya akan seindah di film-film dan novel-novel. 



Saya juga tidak tahu sejak kapan saya jadi seorang FTV minded, yang kerjaannya ngayal kejadian so sweet so sweet kayak di FTV. Semacam lari-larian, tabrakan sama cowok, buku jatuh, pas ngambil tangannya saling bersentuhan, tatap-tatapan, besoknya jadian. Atau jadi cewek biasa aja yang ditaksir sama cowok paling good looking di sekolahan, dan bikin banyak cewek ngiri. Pokoknya kejadian yang sok unyu dan absurd banget gitu lah.

Tapi entah karena saya tidak sadar atau memang tidak mau menyadari, bahwa impian itu sangat amat muluk bagi gadis semacam saya. Sudah saya katakan, kan? Saya ini gadis yang sangat biasa. Yang nol besar dalam urusan cinta-cinta. Tapi dengan sotonya saya selalu nulis cerita-cerita tentang cinta, pffftt.

Saya ini adalah gadis yang masuk dalam jajaran gadis-gadis yang tidak mungkin dilirik sama kakak kelas saat MOS. Seorang gadis yang kayaknya nggak ada yang jatuh cinta pada pandangan pertama sama saya. Gadis yang tidak pernah diomongin sama cowok-cowok dari kelas sebelah karena kecantikannya. Bukan pula gadis yang jadi rebutan dan ditaksir sama banyak cowok dalam waktu bersamaan. Apalagi gadis yang habis putus sama pacar dan yang ngantri udah bejibun. Bukan! Sama sekali bukan. Ada cowok dari kelas sebelah yang kenal sama saya aja udah berita bagus. Mengingat saya orangnya yang nggak supel dalam bergaul. Selalu kebingungan harus bagaimana memulai pembicaraan dengan makhluk yang disebut cowok. Yang selalu berpikir keras harus bersikap bagaimana jika berada di depan cowok.

Okelah, lupakan saja! Ini tulisan random yang nggak penting.

Kalau gitu, saya mau terima kasih kepada segelintir orang yang (mungkin) pernah menaruh rasa sama saya. Terima kasih banget, bangettt, sudah pernah melihat sisi lain dari saya. Saya nggak tahu kamu melihatnya darimana kok bisa suka sama saya. Atau mungkin khilaf? Duuuhh -____-
Maaaaaaafff banget kalau mungkin banyak sikap dan sfiat saya yang terkesan sombong. Saya juga kesulitan bagaimana mengontrol kadar kecuekan saya kalau lagi dideketin cowok T-T

Huahuaaaa, ini postingan jadi nggak jelas gitu ya? Yaaaah, begitulah. I realize that I’m not a princess, so it will be a fantasy to expecting a prince. Upik abu sepertinya harus mulai sadar diri, tidak perlu mengharapkan seorang pangeran, cukup seorang pemuda sederhana yang akan menyodorkan segelas air putih saat si upik abu haus kelelahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar