Teruntuk
calon suamiku, yang semoga senantiasa dirahmati Allah.
Aku tahu,
engkau tahu kalau cinta adalah anugerah. Kita tidak pernah tahu kapan cinta
datang dan akan kepada siapa cinta itu kita berikan. Dan begitulah yang terjadi
padaku saat ini.
Maafkan aku,
calon imamku, kini aku memendam perasaan itu kepada seseorang yang belum tentu
itu dirimu. Maafkan aku jika aku masih sering mencuri-curi pandang ke arahnya.
Maafkan aku jika aku tidak bisa mengatur frekuensi detak jantungku saat dia menggodaku.
Maafkan aku jika aku tidak bisa menahan bibirku untuk tidak tersenyum saat dia memujiku.
Sungguh, hati wanita memang lemah dan Allah selalu menguji tepat di bagian itu.
Calon
suamiku, maafkan aku jika aku masih belum bisa seutuhnya menjaga hati ini
untukmu. Aku hanya bisa berharap, jika memang kelak dia adalah dirimu maka aku
yakin Allah akan mempertemukan kita di saat yang tepat dengan cara terindah.
Tapi jika memang bukan, maka biarkanlah perasaan ini hanya aku dan Allah yang
tahu. Sungguh, bukan hal yang mudah menahan perasaan ini, tapi untukmu. . .aku
akan berusaha. Jika memang rasa ini tidak pada tempatnya, aku hanya berharap ia
akan hilang seiring berjalannya waktu.
Aku tahu
masih banyak cela dalam diri ini. Aku akan berusaha untuk istiqomah menjaga
hati ini, hingga saat tiba waktunya nanti aku akan siap mempersembahkan hati
ini seutuhnya untukmu.
Kamar Kos,
30 Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar