Selasa, 15 Januari 2013

The Simple Refrain



When I read this book, saya bisa membayangkan dengan jelas setiap adegannya. Otak saya seperti sedang memutar sebuah film. Jelas sekali. Detail. Saya seolah-olah sedang menonton Refrain versi filmnya. Mungkin karena saya pernah menemukan hampir semua bagian adegan Refrain ini di film.

Jadi, Refrain ini bagi saya sederhana. Entah karena temanya sudah biasa atau memang temanya yang dekat dengan pembaca, tapi saya merasa. . .saya sudah sering banget dengan cerita seperti ini. Hampir tidak ada kejutan. Bagian yang mengejutkan adalah ketika Niki yang cheers abis pada akhirnya mengabdikan diri sebagai seorang guru SD, mehehe, rada kaget juga. Abis kayak kurang pas gitu.

But, I like it. Saya selalu suka dengan cerita persahabatan, cerita anak sekolahan, dan yah memang deket banget. Banyak quotes yang ngena, yang bikin saya nggak bisa menyangkal dan bilang “oh, iya ya”. Intinya, Refrain ini sederhana yang tidak sederhana. Nah loh?

Saya suka dengan Nata yang karakternya cuek tapi peduli, sarkastik, tapi so sweet juga u,u. Niki yang selalu bersemangat, energinya sampai ke saya. Annalise, mmm, saking calmnya bagi saya justru agak tenggelam di sini. But, saya merasa dia adalah pihak yang sebenernya paling nyesek di sini T-T. Oliver, jujur saya tidak terlalu suka, too good too be true. Padahal sempet ngerasa keren pas bagian pertama dia ngajak kenalan Niki, tapi ternyata sama aja. Helena, yah, seperti tokoh antagonis kebanyakan. Punya kakak kayak Danny? Boleh juga kayaknya :D

Refrain bisa memaksa saya untuk tidak bisa berhenti membaca sebelum halaman terakhir. Refrain bisa membuat saya ikut menulis. Dan itu cukup bagi saya untuk mengatakan bahwa novel ini. . .recomended :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar