Rabu, 09 Januari 2013

Ku Di Sini, Kau Di Sana


"Selamat ya, Elya, atas terpilihnya sebagai Ketua HIMIKA 2013. Elo keren banget, El!"
(Adin to Elya, 27 Desember 2012)

Hari itu, seharian mood saya dalam ambang batas amat baik sebelum akhirnya mendapat sebuah kabar yang praktis bikin saya galau dadakan. Udah sering sih saya mendadak galau, nggak perlu dikhawatirin lagi. Lagian juga kagak ada yang khawatir sama saya *brb berteduh di bawah shower*.

Saya galau karena sahabat saya itu akhirnya bisa mencapai salah satu impian besarnya. Ketua HIMIKIA! Prestasi yang nggak boleh diremehkan. Terus kenapa saya galau? Simple aja. Mereka sibuk, dan saya? How poor I’m. Di saat mereka sibuk dengan pemilihan presiden mahasiswa, sibuk nyusun PKM, sibuk rapat sana-sini, sibuk ikut pendakian, sibuk bikin laporan, sibuk nyolong waktu buat kongkow bareng temen-temen, sibuk ini-itu, saya hanya bisa ikutan ngebayangin betapa sibuknya mereka sambil megang sapu dengan background isi rumah yang berantakan. Kebayang betapa bedanya hidup kami sekarang?



I know, really really know. Bahwa semenjak kita lulus SMA dan memutuskan untuk mengambil jusrusan studi yang berbeda-beda, sebenarnya sejak saat itulah hidup kami akan berbeda. Setidaknya jauh lebih berbeda dari sebelumnya. We have 24 hours a day, masih sama, but dengan waktu yang sama ternyata mereka bisa melakukan lebih banyak hal dari yang saya lakukan. And that’s whats makes me feel galau. Hidup saya sekarang jadi berasa wasting time banget, nggak ada kegiatan yang berarti.

Kalau ditanya, saya iri atau nggak? Bohong kalau saya bilang ‘nggak’. Saya pun, jujur, masih pengen menikmati dunia seperti mereka. Dunia yang (sebenernya) belum sempat saya rasakan. Meskipun, fortunately, saya sudah cukup tahu dunia organisasi semasa SMA, tapi kan saya belum sempat ngerasain yang kayak gitu. But, yeah! They have their own life, and I have my own life. Ini hidupku, dan itu hidup mereka. Sekarang.

Life is a choice. Right! Dan saya telah memilih. Setiap pilihan memiliki konsekuensi, dan ketika kita sudah memilih kita harus siap dengan segala konsekuensinya. Jadi, sekarang sudah bukan lagi waktunya untuk menyesal dan mengeluh.

This is my life. Apa pun yang terjadi, ya memang ini yang harus saya jalani. Enak atau enggak, the show must go on kalau kata pepatah.

Ambil postifnya aja, mereka mungkin diberi waktu untuk mendalami, sedangkan saya diberi waktu untuk merasakan lebih cepat. Merasakan kuliah lebih cepat dari mereka, merasakan wisuda lebih cepat, merasakan nganggur lebih cepat, dan sebentar lagi saya akan merasakan dunia kerja, yang jauh lebih cepat dari mereka.

2 komentar: