"Selamat ya,
Elya, atas terpilihnya sebagai Ketua HIMIKA 2013. Elo keren banget, El!"
(Adin to
Elya, 27 Desember 2012)
Hari itu,
seharian mood saya dalam ambang batas amat baik sebelum akhirnya mendapat
sebuah kabar yang praktis bikin saya galau dadakan. Udah sering sih saya
mendadak galau, nggak perlu dikhawatirin lagi. Lagian juga kagak ada yang
khawatir sama saya *brb berteduh di bawah shower*.
Saya galau
karena sahabat saya itu akhirnya bisa mencapai salah satu impian besarnya.
Ketua HIMIKIA! Prestasi yang nggak boleh diremehkan. Terus kenapa saya galau?
Simple aja. Mereka sibuk, dan saya? How poor I’m. Di saat mereka sibuk dengan
pemilihan presiden mahasiswa, sibuk nyusun PKM, sibuk rapat sana-sini, sibuk
ikut pendakian, sibuk bikin laporan, sibuk nyolong waktu buat kongkow bareng
temen-temen, sibuk ini-itu, saya hanya bisa ikutan ngebayangin betapa sibuknya
mereka sambil megang sapu dengan background isi rumah yang berantakan. Kebayang
betapa bedanya hidup kami sekarang?
I know,
really really know. Bahwa semenjak kita lulus SMA dan memutuskan untuk
mengambil jusrusan studi yang berbeda-beda, sebenarnya sejak saat itulah hidup
kami akan berbeda. Setidaknya jauh lebih berbeda dari sebelumnya. We have 24
hours a day, masih sama, but dengan waktu yang sama ternyata mereka bisa
melakukan lebih banyak hal dari yang saya lakukan. And that’s whats makes me
feel galau. Hidup saya sekarang jadi berasa wasting time banget, nggak ada
kegiatan yang berarti.
Kalau
ditanya, saya iri atau nggak? Bohong kalau saya bilang ‘nggak’. Saya pun,
jujur, masih pengen menikmati dunia seperti mereka. Dunia yang (sebenernya)
belum sempat saya rasakan. Meskipun, fortunately, saya sudah cukup tahu dunia
organisasi semasa SMA, tapi kan saya belum sempat ngerasain yang kayak gitu. But, yeah! They have
their own life, and I have my own life. Ini hidupku, dan itu hidup mereka.
Sekarang.
Life is a
choice. Right! Dan saya telah memilih. Setiap pilihan memiliki konsekuensi, dan
ketika kita sudah memilih kita harus siap dengan segala konsekuensinya. Jadi,
sekarang sudah bukan lagi waktunya untuk menyesal dan mengeluh.
This is my
life. Apa pun yang terjadi, ya memang ini yang harus saya jalani. Enak atau
enggak, the show must go on kalau kata pepatah.
Ambil
postifnya aja, mereka mungkin diberi waktu untuk mendalami, sedangkan saya
diberi waktu untuk merasakan lebih cepat. Merasakan kuliah lebih cepat dari
mereka, merasakan wisuda lebih cepat, merasakan nganggur lebih cepat, dan
sebentar lagi saya akan merasakan dunia kerja, yang jauh lebih cepat dari
mereka.
semacam membuka inspirasi ini,
BalasHapusmembuka prinsip yang lalu.
sabar buk..
BalasHapus